Kisah Sukses, Cerita Inspirasi dan Motivasi
Dapatkan inspirasi melalui berupa motivasi, persahabatan,
cinta, kisah sukses, kemanusiaan dan lain lain.. Apa arti dari Dunia ini jika kita tidak bisa saling berbagi ? Kirimkan cerita yang paling menjadi inspirasi kamu hari ini, niscaya semua keinginan kamu akan tercapai. Sukses Selalu!.
LOW TRUST SOCIETY - Bisnis
View : 110478 Created by : hasan
LOW TRUST SOCIETY
Oleh: Rhenald Kasali
Saya baru saja memeriksa ujian mahasiswa saya. Ketika
akan menyerahkan nilai akhir Mereka, saya terpaksa
menoleh kepada berita acara ujian yang mencantumkan
nama beserta tanda tangan mereka masing-masing.
Astaga. Tak Ada satu pun nama yang dapat saya kenali
dari tanda tangannya. Hal ini mengingatkan saya pada
peristiwa unik yang saya alami hampir tujuh tahun
silam ketika baru saja memulai program doktoral saya
di AmerikaSerikat.
Baru tiba beberapa hari, adviser saya menyuruh saya
membuka bank account di bank mana saja di kota itu.
Saya pun menurutinya. Maklum, tanpa punya buku cek,
hidup di Amerika akan terasa sulit. Hampir semua
transaksi dilakukan melalui pos. Bayar listrik,
telepon, air, tagihan kartu kredit, beli buku, bayar
pajak, kena tiket lalu lintas (tilang), sampai bayar
uang sekolah. Semuanya menggunakan cek. Tanpa cek,
hidup di Amerika kok rasanya susah sekali.
Setelah punya bank account dan mulai berbelanja dengan
menggunakan cek, ternyata saya pun mengalami
kesulitan. Pasalnya, petugas bank memanggil saya
karena mengalami kesulitan membaca tanda tangan saya.
Saya mencoba menjelaskannya bahwa itu benar tanda
tangan milik saya, dan saya melakukannya kembali di
depan petugas itu. Petugas tetap menolak dan
mengatakan itu bukan tanda tangan. Kalau bukan tanda
tangan lantas apa?
"Itu urek-urek!"ujarnya sambil tersenyum. Sejak itu
saya pun mulai berlatih membuat tanda tangan baru,
yaitu tanda tangan yang namanya mudah teridentifikasi.
Maka, sejak saat itu saya mulai terbiasa memiliki dua
jenis tanda tangan. Saya menyebutnya satu tanda tangan
lokal (yang dikatakan urek-urek tadi) dan satu lagi
tanda tangan Amerika. Kalau Anda pernah hadir dalam
seminar saya dan meminta saya menandatangani buku saya
yang Anda baru beli, Anda pasti ingat bahwa saya
selalu mengatakan itu adalah tanda tangan Amerika:
mudah dibaca dan diidentifikasi. Ada juga pembaca yang
minta dua-duanya, dan ada kalanya saya pun
meluluskannya. Tanda tangan lokal itu biasanya hanya
saya gunakan untuk urusan bank Dan menandatangani
transkrip nilai mahasiswa.
Dalam salah satu seminar saya pernah meminta agar para
peserta menggoreskan tanda tangannya di atas kertas
dan meminta rekan di sebelahnya yang baru dikenalnya
mengenali nama mereka. Ternyata tak banyak di antara
mereka yang dapat mengenali nama orang dari tanda
tangannya. Ketika ditanya mengapa mereka membuat tanda
tangan seruwet itu, semuanya menjawab bak koor: "Biar
tidak mudah ditiru orang lain." Mengapa kita semua
melakukan hal yang sama? Mudah ditebak jawabnya.
Sejak kecil Kita telah diajari orang-orang tua dan
guru-guru Kita agar tidak mudah percaya pada orang
lain. "Buatlah tanda tangan yang tidak mudah ditiru
agar jangan sampai dipalsukan orang lain." Kita
menurutinya, dan tanpa kita sadari roh-roh
ketidakpercayaan ini sudah melekat dalam pikiran kita.
"Trust," kata Francis Fukuyama, adalah "the social
virtues and the creation of prosperity." Rasa percaya
adalah suatu ikatan sosial yang penting untuk
menciptakan kemakmuran. Kalau tidak ada rasa percaya,
mestinya tidak ada bisnis. Bagaimana mungkin kita
berbisnis dengan orang yang tidak Kita percaya? Rasa
percaya itu pula yang akan menentukan bangunan
organisasi perusahaan saudara. Makin rendah rasa
percaya kita terhadap orang lain, makin banyak pula
kita melibatkan sanak saudara kita, teman sealmamater,
sesuku dan sebagainya terlibat dalam bisnis kita. Kita
makin menutup pintu bagi orang lain.
Dan akibatnya potensi kita untuk menjadi besar akan
terhambat. Pengalaman lainnya yang saya dapatkan di
Amerika barangkali dapat menjelaskan betapa berbedanya
tingkat rasa percaya. Menjelang pulang ke tanah air,
setelah menyelesaikan program studi, saya pun
melakukan moving sale melego barang-barang yang nilai
bukunya masih cukup tinggi.
Misalnya saja Ada sebuah dish washer (mesin pencuci
piring) elektrik yang usianya baru tiga tahun Dan
nilainya masih cukup tinggi namun harus dilepas dengan
harga yang sangat murah. Pembelinya tentu saja
masyarakat komunitas tempat tinggal kami, yang umumnya
adalah keluarga muda atau para mahasiswa asing yang
dari mancanegara. Kalau calon pembelinya datang dari
negara-negara seperti Rusia, Yugoslavia, Ceko, Turki,
Portugal, Brazil, Irak, Pakistan, India, atau
negara-negara Afrika, biasanya transaksi berjalan
tersendat-sendat. Mereka umumnya tidak percaya
terhadap kualitas mesin (apakah masih tetap baik) dan
harga yang ditawarkan. Mereka mengutak-atik mesin,
menghabiskan waktu berjam-jam, mengajukan pertanyaan,
lalu menawar di bawah separo dari harga yang
ditawarkan. Prosesnya sama seperti Anda menawar harga
sepasang sepatu di pasar Senen atau pasar lainnya di
Indonesia. Dan akhirnya pun dapat diterka: tidak ada
transaksi. Hal yang berbeda dialami kalau pembelinya
berasal dari negara-negara yang barangkali dapat kita
sebut sebagai high trust society, seperti Amerika,
Inggris, Finlandia, bahkan Jepang yang rata-rata sudah
lebih makmur hidupnya. Mereka cuma bertanya tiga hal:
mengapa dijual, apakah ada kerusakan, dan berapa
harganya. Kalau mereka suka, mereka tidak menawar,
langsung angkat. Dalam kepala mereka, kalau barang ini
rusak maka mereka akan kembalikan segera. Mereka
percaya bahwa orang lain dapat dipercaya, dan kalau
mereka menipu mereka akan ditangkap polisi, diadili,
dan dijatuhi hukuman.
Pembaca, apakah implikasi melakukan kegiatan bisnis di
sebuah low trust society? Mudah-mudahan Saudara sudah
dapat menangkapnya: jangan langsung melakukan
transaksi. Selalu mulailah dengan membangun rasa
percaya dari lawan-lawan bisnis Anda. Jangan sesekali
melakukan penawaran kalau lawan bisnis Anda di sini
belum mengenal betul Anda. Kalau ada jalan pintas yang
dapat ditawarkan, barangkali cuma satu ini: carilah
jembatan melalui orang-orang yang sudah dikenal dan
dipercaya oleh lawan bisnis Anda. Tanpa itu, Anda cuma
melakukan upaya sia-sia. Saya merindukan, kelak
anak-anak kita akan membuat tanda tangan yang namanya
dapat dibaca.
...Beri
inspirasi ke teman kamu !!!
DIA selalu ada! - Religius Ada sebuah suku pada bangsa Indian yang memiliki cara yang unik untuk mendewasakan anak laki-laki dari suku mereka.
Jika seorang anak laki-laki tersebut dianggap sudah cukup umur untuk di dewasakan, maka anak laki-laki tersebut akan di bawa pergi oleh seorang pria dewasa yang bukan sanak saudaran...[View] 2 Manusia Super di Jembatan Setiabudi - Inspriasi
Tanpa disadari terkadang sikap apatis menyertai saat langkah kaki mengarungi
tuk coba taklukkan ibukota negri ini. Semoga kita selalu diingatkan….
Sekedar berbagi cerita di forum orang orang super dalam keindahan hari ini :
Siang ini February 6, 2008 , tanpa sengaja ,saya bertemu dua ma...[View] Indonesia Menunggu Datangnya Gempa Dahsyat - Urban > >Baru saja diberitakan oleh TV CNN pada tanggal 17
> September 2007
> tentang
> >Datangnya Gempa Dahsyat yang lebih atau sekitar 9
> SR disekitar Sumatra
> >Barat.
> >
> >CNN melakukan peninjauan khusus bersama pemburu
> Gempa dari California
> >Technology Institute. Pemburu gempa ini ada...[View] Kisah Seekor Kupu Kupu (love story) - Cinta Di sebuah kota kecil yang tenang & indah, ada sepasang pria & wanita
yang saling mencintai. Mereka selalu bersama memandang matahari terbit
di puncak gunung, bersama di pesisir pantai menghantar matahari senja.
Setiap orang yang bertemu dengan mereka tdk bisa tidak akan menghantar
d...[View] Miskin - Umum Alkisah di sebuah sekolah dasar, tercatatlah seorang siswa kelas satu.
Sebut namanya Bakar. Ia anak konglomerat ternama.
Bukan cuma bapaknya yang pedagang besar. Kakek moyangnya pun demikian.
Mereka adalah rezim saudagar terkenal sejak era abad pertengahan.
Ketika Pires berkata, ''Tuhan menci...[View]
|