Free Horoscope
Watch your back...   
Home | Shio | Zodiak | Palmistry | Elemen | Feng Shui | Gemintang | Add to Favorites
Komunitas : Musik | Film | Humor | Inspirasi | Games | Gambar Lucu dan Unik New
Pooling
 Fitur favorit kamu di Gemintang?
 Personality/Ramalan
 Musik/Lirik Lagu
 Humor
 Cerita Inspirasi & Misteri
 Games!
 ShoutBox
    Result


G-Daily Banner
Klik Disini...
UANG 1 MILLIAR
Bukan mimpi, buktikan sendiri
BandungFood
Makanan di kota Bandung
Palugada.net
Apa lu mau, gw ada!
Advertise here
Kamu percaya kalau di dunia ini hanya dihuni oleh makhluk hidup yang terlihat ?   
Jika kamu hanya percaya dengan apa yang kamu lihat saja,   
Silahkan lihat pengalaman Sobat Gemintang di channel ini...

D A T A N G  T I D A K   D I  J E M P U T    
P U L A N G   T I D A K  D I A N T A R 
  

Jenglot  -
View : 11883
Created by : Supriadi

Beberapa tahun lalu, sekitar akhir tahun 1997, tiba-tiba saja ada makhluk' misterius yang jadi pembicaraan. Perawakannya kecil dengan tubuh tak lebih dari 12 cm dan rambutnya yang panjang, jarang dan kaku melewati kaki. Makhluk itu dinamakan jenglot. Kabarnya, jenglot itu bukan benda mati. Konon ia hidup, namun tak ada yang pernah tahu kapan bergerak.

Sang pemilik, Hendra Hartanto, pengusaha restoran dari Surabaya selalu hanya mendapati posisi kaki, tangan, dan kelopak mata yang sudah berubah. Konon, makhluk misterius itu selalu menghabiskan darah manusia yang dicampur minyak japaron. Namun, sekali lagi, tak ada yang tahu kapan ia menenggaknya. Menurut Hendra, dalam menyantap sajiannya itu, jenglot tak menggunakan cara seperti yang dilakukan manusia pada umumnya. Yang jelas, dalam setiap 18 jam, sebanyak 3 cc darah dan minyak wangi yang disajikan akan berkurang sekitar 50 persen sampai 60 persen.

Jenglot, karena itu bisa jadi amat misterius. Sama misteriusnya ketika Hendra menemukan makhluk aneh tersebut. Syahdan, perkenalan Hendra dengan "makhluk" aneh itu terjadi pada 1972. Ketika itu, ia bersemadi di pantai Ngliyep, Malang, Jawa Timur. Dalam keadaan setengah sadar, ia merasa ada sosok yang menghadiahinya dengan Bethoro Kapiwiro dan Bethoro Katon. Beberapa bulan kemudian, dengan cara serupa, dan di tempat itu pula, Hendra mendapatkan Jenglot dan Bethoro Kapiworo. Namun kata Hendra, mereka memiliki asal-usul berbeda. Jenglot dan Bethoro Kapiworo merupakan jelmaan pertapa sakti yang kualat. Sedangkan Bethoro Katon dan Bethoro Kapawiro adalah kera sakti yang dikutuk. Namun mereka semua, menurut Hendra, hidup dan punya mistik.

Hendra bahkan berani menyebut "temuannya'' itu sebagai manusia. Menurut cerita yang dia susun, jenglot pada masa ribuan tahun lalu adalah manusia (seorang pertapa) yang tengah mempelajari ilmu Bethara Karang. Ilmu Bethara Karang diyakini sebagai ilmu keabadian. Artinya, setiap orang yang memiliki ilmu tersebut akan hidup abadi di dunia. "Namun, akibat kutukan, jasad jenglot tidak diterima di dunia sedangkan rohnya tidak diterima di akherat. Maka roh tersebut seperti terpenjara dalam jasad kecil ini," kata Hendra. Setelah itu, sang pertapa menjadi emosional dan merasa sebagai jawara. Tak pelak, tubuhnya pun menyusut, hingga akhirnya mengecil. Empat taring kemudian tumbuh memanjang, tak sebanding dengan lebar mulutnya. Katanya, itu sebagai lambang keganasan dan sifat liar sang "monster''.

Melihat dari dimensi realita, jenglot kini memang hanya tinggal mumi. Namun, ia masih memiliki energi, di mana rambut dan kuku jari terus memanjang. Bahkan, posisi kaki dan tangan pada saat-saat tertentu akan berubah. Jika menyimak dari sisi nonrealita, maka jenglot memiliki energi yang bisa dirasakan melalui kekuatan supranatural. "Jadi, masih tersisa energi dalam jasadnya yang beku,'' ujar Hendra.

Jenglot sendiri, sebenarnya hanya istilah atau sebutan. Menurut Hendra, pihaknya juga tidak tahu kata itu diperoleh dari hasil "menayuh". Namun, dia tak mengetahui pasti, dari bahasa Sansekerta atau Jawa Kuno asal kata tersebut. Jenglot, lanjut dia, hanya julukan, sama halnya ketika manusia menyebut "vampire'' atau "drakula''.

"Dia sebenarnya memiliki nama, tapi saya nggak bisa menyebutnya di sini. Sebab, nama itu merupakan password," kata Hendra.

Masih menurut si penemu, jenglot merupakan peninggalan sejarah yang berumur 3.112 tahun. Selama ini, jenglot sempat ikut dalam pameran Gelar Benda Pusaka Jenglot di Plasa Metro Sunter, dan Plaza Sentra Buana. Ia dipamerkan bersama tiga "makhluk aneh'' lainnya, yakni Bethara Kathon, Begawan Kapiworo, dan Begawan Kapawiro. Namun, cara perolehan keempat "mumi'' itu tak sama. Bethara Kathon dan Begawan Kapiworo diperoleh dari "seseorang'' saat dia bersemadi di Pantai Ngliyep. Beberapa waktu kemudian seorang paranormal melimpahkan Jenglot dan Begawan Kapawiro kepadanya. Keempatnya juga memiliki energi, hidup, dan mistik. Tapi, apa pun hasil penelitian nanti, benarkah sesuatu bisa disebut manusia (meskipun hanya "mumi''), jika tak memiliki kelengkapan organ sebagai makhluk hidup (manusia), seperti jantung, paru-paru, dan tulang?

Dalam pameran, yang disebut "jenglot" sendiri - tergantung dari sudut mana dan dengan perspektif macam apa Anda memandangnya - bisa dilihat seperti boneka, mungkin dari acrylic atau bahan sintetis lain, dipajang dalam kotak kaca.

Kalau melihatnya dari sudut lain, yakni dari sudut dan dunia simbolik kalangan para dukun, "jenglot" dikatakan sebagai "mummy" yang konon berusia 300 tahun. Menurut Abas Soegiono, "jenglot" ditemukan saat sejumlah paranormal alias dukun melakukan tirakat di Wlingi, Jawa Timur tahun 1972.

"Jenglot" yang dipamerkan waktu itu ada empat, masing-masing disebut sebagai "Jenglot", yang konon berjenis kelamin lelaki dan konon pula bisa membantu mengamankan pemiliknya dari segala macam bahaya. Yang lain lagi adalah Bethoro Karang, pria juga, konon bisa membantu kelancaran usaha, menjaga keselamatan, dan lain-lain. Lalu Bethoro Katon, konon berjenis kelamin wanita, di mana selain membantu melancarkan usaha juga bisa dipakai sebagai "pengasih". Yang terakhir, Begawan Kapiworo, katanya penjelmaan kera putih, ada hubungan dengan Anoman, mempunyai padepokan Kendali Sodo. "Jenglot" sendiri menurut Abas adalah benda mati, bukan mahluk hidup. Meski "jenglot" bukan mahluk hidup, tetapi daya spiritual "jenglot" tetap hidup. Karena itu "jenglot harus diberi makan". Makanan "jenglot" adalah darah berjenis O dan minyak wangi. Abas menyebut merk minyak wangi yang katanya mudah didapat di pasar.

Jenglot pernah diperiksa dr Budi Sampurna DSF di Bagian Forensik RSCM. Benda sepanjang 10,65 cm, menyerupai boneka menyeramkan itu memiliki bagian serupa kepala, badan, tangan dan kaki serta rambut terurai sepanjang 30 cm. Ukuran masing-masing tampak proporsional. Hanya saja, ukuran kuku-kuku jarinya serta taring sangat panjang. Taring mencuat hampir sepanjang ukuran kepala, kuku juga panjang dan meruncing hingga bukan tidak mungkin membuat bulu kuduk penonton berdiri.

"Setiap 35 hari pada Jumat Legi, kita kasih satu tetes darah dicampur minyak javaron seperti kalau banyak orang memberikan sesaji berupa kembang atau kemenyan," kata Hendra. Tak ada yang tahu apakah darah tersebut benar-benar diminum atau tidak oleh mahkluk seberat 37,2 gram itu. Menurut Hendra, dalam tubuh Jenglot masih terdapat kehidupan. Tanda kehidupan itu, menurutnya, dapat dilihat dari bola matanya yang bisa berpindah setiap saat serta rambut dan kukunya yang memanjang. Benarkah Jenglot dan kawan-kawannya itu masih hidup atau setidaknya pernah hidup? Hendra dengan berani mengajukan "tantangan" agar para ahli kedokteran menelitinya secara objektif.

Tampaknya gayung bersambut. Pihak forensik RSCM tertarik untuk meneliti "kemanusiaan" Jenglot. Tentu saja bukan berdasarkan ilmu klenik, tapi secara medis berdasarkan ilmu pengetahuan. Maka pada hari Kamis, 25 September 1997 siang, makhluk Jenglot dibawa ke RSCM untuk diperiksa secara medis. Ruang Forensik dan ruang Rontgent RSCM mendadak penuh sesak pengunjung.

Mereka terdiri dari paramedis, mahasiswa kedokteran, wartawan dan sejumlah pengunjung RS yang tertarik melihat kedatangan jenglot yang ditaruh dalam kotak kayu berukir itu.

Ahli Forensik FKUI-RSCM, Budi Sampurna DSF mengatakan, pemeriksaan Jenglot dengan latar belakang seperti yang telah diketahui masyarakat luas merupakan tantangan menarik bagi dunia kedokteran untuk membuktikannya dari segi keilmuan. Menurut dr Budi, guna membuktikan kemanusiaan jenglot, maka akan dilakukan deteksi dengan alat rontgent untuk mengetahui struktur tulangnya serta pemeriksaan bahan dasar kehidupan seperti C,H,O atau proteinnya.

Untuk keperluan tersebut, ahli forensik mengambil sampel dari bahan yang diduga sebagai kulit atau daging Jenglot serta sehelai rambutnya. Pengambilan sampel dilakuan sendiri oleh Hendra yang saat datang ke RSCM membawa serta tiga batang hio. "Untuk jaga-jaga, jangan-jangan ada yang kena sawab-nya (pengaruh)," katanya perihal hio.

Dokter Djaya Surya Atmaja kemudian memotret dan mengukur berbagai bagian "tubuh" Jenglot. Setelah itu dokter spesialis Radiologi, dr Muh Ilyas memeriksa jenglot menggunakan sinar X. Dalam pemerikasaan lebih lanjut Hendra menolak barang koleksinya dibedah. Alasannya, jasad Jenglot akan rusak. "Akibat tidak baik bagi kita semua," katanya.

Usai pemeriksaan ternyata hasilnya menyatakan jenglot tak memiliki struktur tulang. Hasil rontgent yang disaksikan puluhan wartawan, paramedis, mahasiswa praktek, ternyata hanya menampilkan bentuk struktur menyerupai penyangga dari kepala hingga badan. Selain itu terlihat juga jaringan kuku dan empat gigi selebihnya tak ada. "Ada bagian jaringan serupa daging, namun kita belum bisa memastikan apakah itu daging atau bahan lainnya," kata dr Muh Ilyas.

Guna mendapat hasil lebih mendetail, maka Jenglot diteliti dengan CT Scan. Ternyata Jenglot tidak memiliki struktur seperti manusia kendati kenampakan luar menyerupai manusia. Kini pihak Forensik FKUI-RSCM masih meneliti sampel kulit/daging serta rambut Jenglot untuk mengetahui golongan darah, DNA-nya. "Memakan waktu sekitar tiga minggu," katanya. Menanggapi hasil tersebut, Hendra mengatakan, "Apa pun hasilnya kita harus terima dong," katanya.

Majalah Gatra, Nomor 52/III, 15 November 1997 memberikan laporannya mengenai Jenglot. Penelitian yang dilakukan Dokter Djaja Surya Atmaja, PhD, dari Universitas Indonesia menunjukkan bahwa contoh kulit Jenglot yang diperiksa memiliki karakteristik sebagai DNA (deoxyribosenucleic acid) manusia. "Saya kaget menemui kenyataan ini," kata Djaja, doktor di bidang DNA forensik lulusan Kobe University, Jepang, 1995. Namun Djaja menolak anggapan seolah ia mengakui Jenglot sebagai manusia. "Tapi sampel yang saya ambil dari Jenglot menunjukkan karakteristik manusia," katanya. Adapun sampelnya berupa sayatan kulit Jenglot berukuran setengah luas kuku, yang mengelupas dari lengannya. Contoh kulit itulah yang kemudian ditelitinya di Laboratorium RSCM atas prakarsa dan biaya pribadi. Spesimen seirisan kulit bawang itu kemudian diekstraksi agar DNA-nya keluar dari inti sel. DNA merupakan material genetik berupa basa protein panjang yang membangun struktur kromosom. Pada inti sel manusia terdapat 23 pasang kromosom. Masing-masing bisa dipenggal-penggal menjadi banyak lokus, satu unit yang membangun sifat bawaan tertentu. Djaja memeriksa DNA Jenglot pada lokus nomor D1S80 dari kromosom 1 dan HLA-DQA1 dari kromosom 5, serta lima lokus khusus lain dengan teknik PCR (polymerase chain reaction). Pemeriksaan HLA-DLA-DQA1 memberikan hasil positif. Artinya, spesimen Jenglot itu berasal dari keluarga primata -bisa monyet, bisa pula manusia. Namun dari penyelidikan atas lokus D1S80, Djaja mendapat kepastian bahwa sampel DNA itu berkarakteristik sama dengan manusia. Temuan mengejutkan itu diperkuat dengan kajian mesin PCR. "Hasilnya begitu, saya harus bilang apa," kata satu-satunya ahli DNA forensik Indonesia berusia 37 tahun itu. Hendra Hartanto gembira mendengar hasil penelitian Djaja. "Ini menyangkut peninggalan sejarah yang berumur 3.112 tahun," katanya ketika ditemui Gatra di pameran Gelar Benda Pusaka Jenglot, di Plaza Metro Sunter, Jakarta Utara waktu itu.


...Cerita ke teman kamu !!!
Nama Kamu:  Email Kamu:
Nama Teman:  Email Teman:
Kode Verifikasi :  1285  Ketik Ulang Kode Verifikasi
Kode verifikasi dibutuhkan untuk menghindari Spam (IP Address kamu : 18.224.70.8)

Cerita lainnya
Tempat Angker di Jakarta
* Jeruk Purut, tempat ini dikatakan angker karena ada seorang Pastur yang membawa kepalanya ditangan sebelah dan selalu diiringi oleh anjingnya yang berwarna hitam. Pastur tersebut dibunuh di jaman masa penjajahan Belanda.

* Jalan Kuningan, Jalan ini dikatakan angker karena sering terjadi kecela...[View]

Cowok di malam 17 Agustus 2005
terima kasih sebelumnya akan adanya web ini jadi aku bisa cerita pengalamanku dan saya mohon di kasih saran
ini terjadi agustus tahun lalu jadi lom ada satu tahun
aku tingal di luar negeri dan waktu agustus saya pulang karna ingin merayakan di kampung , kamar saya di atas dan di lantai atas hany...[View]

Tumbal yang di lindungi ALLAH SWT
Sebelomnya aku ucapkan trimakasih atas adanya "Tempat" berbagi pengalaman misteri ....

Aku mo critakan tentang pengalamanku bertahun2 yg lalu, namun tetep aja jadi misteri...
Pada usiaku yang ke-11 aku dah terbiasa dengan mencari uang sendiri, sebabnya mudah aja karna aku terlahir dari kluarga...[View]

Hati-hati 666 hari Setan!!!
coba dibaca..percaya tidak percaya....kalo aku seh tidak percaya..tapi ada hikmahnya...kita jadi lebih sering b'doa

Sesaat lagi tepatnya 15 hari (Countdown ) Selasa, 06-06-06 pukul 6 sore akan lahir anak setan (666).

Anak ini memiliki tanda di tubuhnya, dan malapetaka serta kehancuran yang dib...[View]

Siang dan Malam
Cerita Siang:

Pas gue masih SMP, gue mudik ke Jogja. Nah lagi asyik2 makan siang di sebelah kantor pakde gue ada yang usil nyolek2 gue. Gue kira ade gue. Tapi ini udah kebangetan dan akhirnya gue teriak2. Pas teriak2, gue lyat ade gue di halaman luar lagi maen ama saudara sepupu. Trus gue masih ...[View]

1  2  3  4  5  
ShoutBox




Copyright 2005-2007 Gemintang. All Rights Reserved.
Contact us

eXTReMe Tracker