Kisah Sukses, Cerita Inspirasi dan Motivasi
Dapatkan inspirasi melalui berupa motivasi, persahabatan,
cinta, kisah sukses, kemanusiaan dan lain lain.. Apa arti dari Dunia ini jika kita tidak bisa saling berbagi ? Kirimkan cerita yang paling menjadi inspirasi kamu hari ini, niscaya semua keinginan kamu akan tercapai. Sukses Selalu!.
Sebuah Cara Pandang Yang Berbeda Terhadap Karir Anda - Bisnis
View : 175482 Created by : dea
Oleh : Arbono Lasmahadi
Hilman (bukan nama sebenarnya) masih terlihat termenung di ruang kerjanya sejak pertemuan dengan atasannya pagi ini. Sebuah keputusan yang mengejutkan baru saja dia terima dari atasannya. Hilman termasuk dalam daftar nama-nama karyawan yang akan kehilangan pekerjaan, sehubungan dengan terjadinya pengurangan jumlah karyawan di perusahaannya. Dia tidak habis pikir, karir yang telah ia jalani selama hampir 20 tahun dengan PT. Tulus Abadi Sentosa (bukan nama sebenarnya) harus berakhir dengan duka yang mendalam baginya. Tadinya ia berpikir bahwa dedikasinya, pengabdian dan masa kerjanya selama ini sudah cukup membuatnya aman, dan tidak akan kehilangan pekerjaan. Namun ternyata cara pandang perusahaannya dalam melihat karir karyawannya telah berubah beberapa tahun belakangan ini. Hal ini terjadi karena tuntutan lingkungan bisnis, yang semakin ketat. Hilman saat ini sedang mengalami kebingungan karena selama ini ia kurang mempersiapkan dirinya dalam menghadapi situasi seperti saat
ini.
Peristiwa yang terjadi pada Hilman di atas sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru terjadi. Menurut Stone (1998) di masa yang lalu, para karyawan bergabung dengan sebuah organisasi atau perusahaan dan berharap penuh bahwa mereka akan menghabiskan karirnya dan terus bekerja di perusahaan yang bersangkutan hingga masa kerjanya berakhir. Saat ini, karir yang sifatnya seumur hidup tersebut telah menjadi masa lalu. Mungkin naif kiranya bila kita menganggap bahwa ada orang yang bebas dari kemungkinan kehilangan pekerjaan, hanya karena mereka menggap dirinya telah melakukan pekerjaan dengan baik dan memberikan nilai tambah kepada organisasi.. Meningkatnya persaingan bisnis, membuat banyak perusahaan merubah cara pandangnya (paradigma) terhadap karir karyawan. Merger, akuisisi, dan restrukturisasi, menjadi kebijakan yang harus diambil oleh perusahaan agar tetap dapat bertahan di tengah persaingan yang ketat. Akibatnya kebijakan " Long Live Employment" mungkin dianggap kurang relevan
lagi untuk diterapkan. Di perusahaan-perusaha an Jepang, yang dahulu terkenal dengan konsep "Long Live Employment"- nya, kini telah banyak yang meninggalkan konsep tersebut. Akibatnya banyak karyawan yang harus kehilangan pekerjaannya, namakala kebijakan tersebut diambil oleh manajemen perusahaan.
Situasi yang telah diuraikan di atas tentunya, akan sangat menyulitkan para karyawan, karena tidak mudah untuk mencari pekerjaan dalam situasi sulit seperti sekarang ini. Terlebih lagi bagi karyawan yang telah " terlanjur menginvestasikan" masa kerjanya di perusahaan, dan tidak pernah berencana untuk pindah kerja lagi di perusahaan tempatnya bekerja saat ini, seperti yang dialami oleh Hilman. Mungkin bila waktu dapat diputar ulang kembali, Hilman pasti sudah menyiapkan dirinya sebaik-baiknya agar selalu siap untuk menghadapi perubahan baik berupa merger, akuisisi, maupun restrukturisasi. Bagi perusahaan, situasi yang kurang menyenangkan ini juga sebaiknya menjadi sebuah tantangan bagi mereka untuk dapat menyiapkan sumber daya manusianya yang ada agar selalu siap menghadapi perubahan. Perubahan, yang konon kabarnya, menurut para ahli dan orang bijak merupakan sesuatu hal yang paling konsisten dalam hidup ini dan tidak dapat dihindarkan.
Kondisi tersebut di atas mengilhami kami untuk menurunkan artikel mengenai karir. Kami berharap informasi ini dapat menjadi sebuah bahan renungan yang berharga bagi kita semua terhadap karir yang saat ini sedang kita jalani. Sehingga kita semua selalu siap menghadapi perubahan, apapun bentuknya .
A. Pihak-Pihak Yang Berperan Dalam Perencanaan dan Pengembangan Karir
Charles Handy, seorang pakar di bidang manajemen berpendapat bahwa para karyawan harus mulai untuk melihat karir mereka sebagai sebuah urutan pekerjaan yang akan mereka jalani di organisasi yang sama atau berbeda. Handy menekankan bahwa para karyawan di masa kini harus memikirkan diri mereka, karena masa depan tidaklah dapat dijamin. Dalam situasi seperti ini, menurutnya, pendidikan menjadi sebuah investasi, sedangkan pengalaman yang beragam menjadi sebuah aset. Tetapi bagi mereka yang pada akhirnya hanya memiliki waktu sebagai bahan "transaksi sosial" dengan perusahaan, masa depan yang suram akan semakin mengintai. Mereka-mereka yang paling mungkin menderita oleh situasi ini adalah orang dewasa muda yang mempunyai tingkat pendidikan yang terbatas, para pekerja setengah terampil, karyawan berusia di atas 40 tahun pada organisasi yang besar, dan karyawan yang masih berharap dapat bekerja hingga 30 tahun dengan perusahaan yang sama (Stone, 1998)
Perubahan yang terjadi begitu pesatnya di lingkungan bisnis membuat karyawan menjadi rawan terhadap kehilangan pekerjaan. Untuk itulah perencanaan karir menjadi sangat penting, karena saat ini keamanan kerja tidak lagi diukur dengan adanya tidaknya pekerjaan yang dimiliki seseorang, atau besar kecilnya ukuran organisasi tempatnya bekerja, namun diukur dari kemampuan seseorang untuk dapat mempekerjakan dirinya.
Pertanyaan yang muncul manakala kita membicarakan pentingnya perencanaan karir bagi seorang karyawan adalah "Siapakah yang sebaiknya berperan dalam membuat perencanaan karir seorang karyawan ?" Idealnya perencanaan dan pengembangan karir seharusnya dilihat sebagai sebuah sinergi yang melibatkan baik karyawan, maupun pihak perusahaan. Hal ini sejalan dengan pendapat yang diungkapkan oleh Gary Dessler dalam bukunya Human Resource Management (2005), karyawan, manajer dan perusahaan semuanya memainkan peran dalam merencanakan, mengarahkan, dan mengembangkan karir seorang karyawan. Namun demikian karyawan harus selalu bertanggung jawab penuh terhadap pengembangan karirnya, dan kesuksesan karirnya. merupakan salah satu tugas yang sebaiknya tidak pernah diserahkan sepenuhnya oleh seorang karyawan kepada manajer atau perusahaan. Sayangnya banyak karyawan yang mengabaikan tugas ini, dan menyerahkan sepenuhnya pengelolaan karirnya kepada manajernya atau perusahaan. Dengan posisi
pasif seperti ini, berarti seorang karyawan telah menyerahkan penguasaan atas karirnya kepada perusahaan, membatasi kemampuannya untuk mendapatkan pekerjaan yang lain, dan mengurangi kesempatannya untuk mencapai karir yang diinginkannya. Di sisi lain, tidak semua perusahaan siap untuk membuat program perencanaan karir, karena masalah yang antara lain menyangkut alokasi dana, sumber daya manusia, dan struktur organisasi yang ada.
B. Peran Karyawan Dalam Perencanaan Karir
Seorang karyawan berperan dalam melakukan perencanaan karir pribadinya. Dia bertanggung jawab untuk terus meningkatkan ketrampilan yang dia miliki untuk memastikan bahwa dirinya mempunyai kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan pasar tenaga kerja Dia juga sebaiknya bertindak proaktif untuk melihat kesempatan yang ada, dan kemungkinan munculnya masalah dengan karirnya saat ini. Untuk itulah, ada baiknya seorang karyawan senantiasa dapat melakukan penilaian diri untuk mengenal aspirasi karir yang dia inginkan, mengukur kekuatan yang ia miliki dan hal-hal yang perlu ditingkatkan lebih baik lagi. Dengan perencanaan karir pribadi ini, seorang karyawan dapat menilai tingkat kesesuaian antara aspirasi karirnya dan karir yang dipegangnya saat ini. Dengan demikian dapat mengarahkan dirinya untuk memilih penugasan atau pekerjaan-pekerjaan yang lebih sesuai dengan aspirasi karirnya. Ada beberapa saran yang dapat dipertimbangkan oleh seorang karyawan dalam menjalankan
perannya untuk membuat perencanaan karirnya.
1. Tingkatkan network anda di dalam , maupun di luar perusahaan, misalnya
· Ikut terlibat dengan proyek-proyek atau kepanitiaan yang sedang berlangsung di perusahaan untuk lebih memahami rekan kerja
· Mendiskusikan rencana karir anda dengan atasan anda atau dengan orang orang yang anda anggap telah berhasil dalam
karirnya.
· Melakukan "wawancara" informal dengan orang-orang yang mempunyai karir yang anda inginkan, untuk lebih memahami
pekerjaan yang anda cita-citakan.
· Terlibat dalam kegiatan sosial atau asosiasi professional di luar jam kantor untuk dapat berinteraksi dengan orang-orang baru
dan meningkatkan wawasan terhadap dunia kerja.
2. Bila anda cukup puas dengan pekerjaan anda saat ini, namun kurang puas dengan cara pengorganisasiannya , mungkin anda perlu
melakukan rekonfigurasi pekerjaan anda, supaya anda tidak mengalami kejenuhan. Hal
yang dapat dilakukan misalnya :
· mempertimbangkan alternatif pengaturan waktu kerja atau cara kerja anda, dari cara-cara yang umum berlaku saat ini. Misalnya : flexi time, kerja paruh waktu, bekerja dari rumah, dan sebagainya.
· melakukan pendelegasian kepada staf anda (bila memiliki staff), dan bila memungkinkan mencari penugasan-penugasan baru yang cukup menantang
3. Secara konsisten terus meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan yang berkaitan dengan pekerjaan anda , maupun yang
berkaitan dengan karir yang anda idam-idamkan. Misalnya
· mengikuti kegiatan pelatihan dan pengembangan yang diselengarakan oleh perusahaan atau atas inisiatif sendiri, bila memang perusahaan tempat anda bekerja tidak menyediakan program pelatihan dan pengembangan yang anda inginkan.
· mengikuti pertemuan-pertemuan yang dilakukan oleh asosiasi professional atau diskusi-diskusi yang dilakukan di mailing list, yang membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan minat anda.
4. Bila memungkinkan memiliki mentor, yang dapat membantu anda untuk meningkatkan kepuasan dan kesuksesan karir anda. Mentor adalah seorang yang mempunyai posisi senior di perusahaan yang dapat menjadi semacam narasumber atau penasehat yang dapat memberikan bimbingan atau jawaban atas pertanyaan-pertanya an yang berkaitan dengan karir anda. Disinilah perusahaan dapat berperan untuk mendorong para senior manajernya agar bersedia meluangkan waktunya menjadi mentor, dan memberikan penghargaan kepada mereka atas kesediaannya tersebut. Namun demikian, pada akhirnya karyawan sendirilah yang paling berperan dalam mendapatkan seorang mentor dan membangun hubungan yang produktif dengannya. Bagaimana cara mendapatkan seorang mentor ? Garry Dessler dalam Bukunya " Human Resource Management (2005) ", mengungkapkan saran-saran sebagai berikut :
· memilih mentor potensial yang sesuai. Mentor ini sebaiknya seorang yang dapat memberikan saran yang objektif tentang karir
kepada anda. Karena itulah sebaiknya bukan atasan langsung dari anda. Banyak orang yang mencari mentor yang merupakan
seorang yang mempunyai jenjang karir setingkat atau 2 tingkat lebih tinggi dari atasan langsungnya. Bahkan bila
memungkinkan seseorang di luar perusahaan.
· jangan patah semangat bila permintaan anda ditolak oleh mentor potensial anda. Tidak semua orang bersedia meluangkan
waktu untuk profesi yang cukup menyita waktu itu. Jadi jangan kaget bila anda ditolak oleh pilihan pertama atau yang kedua.
· Jelaskan harapan yang ingin anda peroleh dari calon mentor anda, dari sisi waktu dan saran-saran, saat anda meminta
kesediaannya untuk menjadi mentor. Dengan demikian akan membantu calon mentor anda untuk mengambil keputusan
meneriman atau menolak permohonan anda
· Susunlah agenda yang jelas tentang masalah-masalah penting atau topic-topik yang akan menjadi bahan diskusi, dan bawalah
pada pertemuan pertama mentoring.
· Menghargai waktu mentor. Selektiflah dalam memilih masalah pekerjaan yang akan didiskusikan dengan mentor anda. Ingatlah
mentor anda bukanlah seorang konsultan pribadi anda. Lebih lanjut lagi, proses mentoring umumnya tidak melibatkan
masalah-masalah pribadi.
B. Peran Perusahaan Dalam Perencanaan Karir Karyawan
Sejumlah kebijakan atau program dapat dibuat oleh perusahaan untuk mendukung pengembangan karir karyawan di perusahaan. Dengan adanya program ini, pihak perusahaan berharap dapat :
· Mensinergikan antara strategi bisnis perusahaan dan perencanaan tenaga kerja
· mempertahankan karyawan yang dikategorikan sebagai "High Potential" untuk dapat terus berkarya dan memberikan
kontribusinya kepada pihak perusahaan.
· Mencegah terjadinya penumpukan karyawan-karyawan yang potensial pada satu bagian, yang dapat terjadi karena adanya
kekhawatiran manajer yang bersangkutan bahwa kepindahan para karyawannya ke bagian lain akan membuat proses kerja di
departemennya terganggu.
· membantu para karyawan untuk dapat memilih karir pada jabatan yang sesuai dengan aspirasi karirnya.
· meningkatkan kemampuan para karyawan untuk dapat menghadapi perubahan yang terjadi dengan baik, dengan
meningkatkan kemampuan mereka untuk dapat mempekerjakan diri mereka sendiri (employability)
· meningkatkan kepuasan kerja karyawan
Berdasarkan survey yang pernah dilakukan terhadap 524 organisasi di Inggris Raya untuk menentukan tingkat penggunaan 17 macam penerapan manajemen karir, terungkap antara lain hal-hal di bawah ini, berdasarkan urutan tingkat kepopuleran :
· membuka lowongan pekerjaan secara internal
· memberikan pendidikan formal
· melaksanakan program penilaian karya yang berorientasi kepada karir
· konseling yang dilakukan oleh para manajer
· melaksanakan program pengembangan secara lateral
· konseling yang dilakukan oleh departemen SDM
· persiapan pension
· perencanaan suksesi (succession planning)
(Dessler, 2005)
Disamping program program yang telah disebutkan di atas perusahaan dapat mempersiapkan program mentoring dan mempersiapkan workshop yang berkaitan dengan karir untuk karyawan, untuk membantu karyawan dalam mempersiapkan rencana karirnya dengan baik.
C. Peran Manajer Dalam Perencanaan Karir
Terlepas dari ada atau tidaknya program manajemen karir di sebuah perusahan, seorang manajer dapat melakukan beberapa hal yang sederhana untuk membantu staf-nya dalam memenuhi kebutuhan pengembangan karirnya. Sebagai berikut :
· mendiskusikan tentang pentingnya menyusun sebuah rencana karir bagi seorang karyawan, saat pertama kali seorang staf
memulai pekerjaan dan menawarkan bantuan yang diperlukan agar staf-nya dapat mencapai sasaran karirnya.
· membuat jadwal penilaian karya (performance appraisal) secara regular. Dalam kegiatan ini, manajer dapat menitikberatkan
proses penilaian karya pada ketrampilan dan prestasi kerja saat ini yang diharapkan dapat sejalan dengan rencana karir staf
yang bersangkutan.
· memberikan bantuan mentoring dan konseling apabila diperlukan
· memberikan semacam rencana karir
· menjelaskan manfaat yang ada di dalam program manajemen karir perusahaan, dan cara mereka memanfaatkan program
yang ada tersebut secara efektif.
Sumber
1. Garry Dessler " Human Resource Management" 10th Edition Prentice Hall , New Jersey, 2005.
2. Raymond J, Stone. " Human Resource Management" 3rd Edition. John Wiley & Sons, Australia, 1998.
* Penulis adalah alumni program Pasca Psikologi Universitas Indonesia, Program Studi SDM, yang saat ini bekerja sebagai seorang praktisi SDM di sebuah perusahaan multinasional asing
...Beri
inspirasi ke teman kamu !!!
Why did you do that mom ? - Umum Month one
Mommy, I am only 8 inches long, but I have all
my organs. I love the sound of your voice. Every
time I hear it, I wave my arms and legs. The
sound of your heart beat is my favorite lullaby.
Month Two
Mommy, today I learned how to suck my thumb. If
you could see me, you could def...[View] IBUKU PEMBIMBINGKU - Puisi IBUKU PEMBIMBINGKU
Suara hati " Berman R. Sitorus "
Rahim Ibuku tempat Latihanku pertama
Ibu, engkaulah pembimbingku…
Ketika aku dibentuk oleh Tuhanku,
Ibuku memberi rahimnya untuk aku belajar Dan bertumbuh.
Dalam kehangatan rahimmu aku bergerak Dan berekspresi.
Ketika aku ...[View] Kan Sekarangpun Sudah Bisa - Inspirasi
KAN SEKARANGPUN SUDAH BISA.....
Di sebuah kampung nelayan, pada suatu pagi, seorang profesor bisnis yang
sedang berlibur bertemu dengan seorang nelayan yang tengah membereskan
hasil tangkapannya. Sang profesor tidak tahan untuk tidak menyapanya,
"Hai, kenapa kamu selesai bekerja sepagi ini...[View] Nasib ingin jadi bintang Televisi - Umum Ini kami coba kirimkan informasi tentang anak2 bangsa kita yang ingin
jadi
bintang.
semoga berkenan.
From: hasan nasbi
Date: Fri Apr 21, 2006 10:38 am
Subject: Artis AFI layak dapat BLT
Dua hari yang lalu gw ketemu dengan salah seorang
personel AFI (Akademi Fantasi Indosiar). Se...[View] Raja - Umum Dahulu kala...
Ada seorang raja yang mempunyai 4 isteri.
Raja ini sangat mencintai isteri keempatnya dan selalu menghadiahkannya pakaian-pakaian yang mahal dan memberinya makanan yang paling enak. Hanya yang terbaik yang akan diberikan kepada sang isteri.
Dia juga sangat memuja isteri ke...[View]
|