Lakukan Selagi Kamu Bisa!

Gemintang.com – Siapa yang dapat menjamin bahwa kamu akan hidup untuk 100 tahun lagi? Kisah ini akan  mengingatkanmu bahwa sesuatu yang kamu miliki tidak akan selamanya menjadi milikmu. Orang yang kamu sayangi tidak selamanya akan berada di sisimu. Dan yang lebih menyedihkan adalah seseorang meninggalkanmu ketika kamu belum sempat memberikan sesuatu untuknya.

Adalah Kris seorang anak yang kedua orang tuanya bercerai sebelum ia dilahirkan. Ia tumbuh dewasa dengan seorang nenek yang merupakan ibu dari ayahnya. Ayahnya bukanlah seorang yang baik. Dia meninggalkan keluarga serta istri yang tengah mengandung saat itu hanya karena rayuan wanita lain. Sedangkan ibunya adalah seorang TKI di luar negeri tidak lama setelah Kris dilahirkan dan belum kembali sampai saat ini.

Menyadari latar belakang keluarga yang tidak seperti keluarga lainnya kerap membuat Kris minder dan cenderung menyendiri di antara teman-temannya. Kris memang berprestasi, tapi tidak dalam bergaul. Begitupun hubungan yang terjalin antara dirinya dan sang nenek. Menyadari betapa kejamnya sang ayah membuat kebencian Kris bertambah terhadap keluarganya, terutama sang nenek yang tiada lain adalah ibu dari ayahnya.

Terkadang sang ibu mengirimkan sebuah surat agar Kris hidup dengan baik, juga menyayangi neneknya. Namun tidak pernah satu surat pun dibalasnya. Bahkan dapat dihitung dengan jari berapa banyak surat yang telah ia baca. Selebihnya, sang neneklah yang membaca lalu menyimpannya.

Menyiapkan keperluan sekolah, makan pagi, siang dan malam, seharusnya Kris menyadari kasih sayang yang telah diberikan neneknya itu. Tapi Kris mengabaikannya seolah-olah makanan itu adalah racun baginya. Kris lebih suka membeli makanan instan di luar atau lebih baik tidak makan sama sekali.

Suatu hari, seperti biasa Kris pulang ke rumahnya tanpa mengucapkan salam dan langsung merebahkan badannya di atas sofa kamar. Tak begitu lama, sang nenek menghampiri dan berkata: Kris, tolonglah bacakan surat ini untuk nenek. Surat ini diberikan oleh ibumu beberapa waktu lalu. Nenek belum sempat membacanya karena melihat kamu sibuk belakangan ini. Dan mungkin hari ini pun begitu. Tapi tolong sempatkanlah membacakannya untuk nenek kali ini saja.

Kris bergumam dalam hatinya, “Memang yang biasa membacakan surat itu siapa? Bukannya biasa baca sendiri?”

“Maaf Nek, Kris memang sibuk hari ini. Simpan saja dulu, mungkin besok atau lusa Kris baru akan membacakannya untuk Nenek.”

Kris pun berlalu dan sang nenek hanya bisa termenung memandangi surat yang masih dipegangnya itu. Satu bulan berlalu dan Kris mengingkari janjinya. Tiba suatu hari, dimana Kris yang baru saja pulang dari sekolahnya, mendapati sang nenek pingsan di depan pintu kamarnya. Betapa terkejutnya ia saat itu. Dan dengan segera Kris membawa sang nenek ke Rumah Sakit terdekat.

Namun Tuhan berkehendak lain. Sebelum tiba di rumah sakit, nenek Kris meninggal. Kris bertanya-tanya, untuk apa nenek menghampiri kamarnya saat itu sampai akhirnya terjatuh tepat di depan pintu kamarnya. Dan didapatilah sebuah surat yang sempat diletakkan sang nenek diatas meja belajar Kris sebelum ia terjatuh yang mengingatkan Kris pada kejadian bulan lalu saat ia berjanji akan membacakan surat itu untuk sang nenek.

Kris membuka surat itu perlahan dan betapa kagetnya saat ia mengetahui bahwa isi dari surat tersebut adalah Surat Kuasa Perpindahan Asuransi Kesehatan. Ibu Kris ternyata mengetahui bahwa sang nenek memang sedang menderita sakit parah dan harus segera menjalani operasi. Kris yang terkejut tak dapat menahan air matanya dan menangis saat itu juga.

Nenek yang selama ini merawatnya seringkali ia abaikan. Bahkan ketika sang nenek harus menanggung kesakitannya, Kris tidak pernah sekalipun mengetahuinya.

“Kenapa? Apa karena aku membenci Ayahku lantas aku pun membenci Nenekku yang telah membesarkanku? Nenek seharusnya masih hidup jika aku membuka surat ini saat itu. Nenek seharusnya masih memberikan kesempatan padaku untuk mencicipi makanan yang ia buat setiap pagi, siang, dan malam hari. Seharusnya aku pun menyadari, kenapa surat yang biasa dibaca sendiri olehnya tiba-tiba memohon agar aku yang membacakan untuknya.” Kris benar-benar menyesal. Sangat menyesal.

Membenci seseorang tidaklah baik. Terlebih jika mereka adalah keluargamu sendiri. Seburuk-buruknya orang tua, mereka adalah orang tuamu. Maka sayangilah mereka.

foto: thecopycatcook.files.wordpress.com

(mir/sil)

Favorit

Related Posts

Klik suka sekarang