Direktur dan Seorang Pemuda

Gemintang.com – Seorang pemuda berpakaian rapi dengan map cokelat ditangannya memandang cermin dan menyisir rambutnya lebih rapi lagi. Hari ini ia hendak melamar pekerjaan di sebuah perusahaan multinasional terkenal di kotanya. Setelah selesai bersiap-siap, ia pun pergi ke tempat tujuannya dan melakukan wawancara kerja. Yang mewawancarai pemuda ini adalah direktur perusahaan multinasional tersebut secara langsung. Direktur itu pun melihat semua dokumen dan CV yang si pemuda ini bawa dan berujar bahwa nilai-nilai akademik pemuda ini sangat bagus.

Kemudian si direktur bertanya kepada si pemuda, “Apakah biaya pendidikan kamu hingga S1 dibiayai oleh Ayahmu?” Si pemuda menjawab, “Tidak. Ayah saya sudah meninggal. Yang membiayai semua biaya sekolah saya adalah Ibu.”

“Lalu apakah kamu pernah mendapat beasiswa?” pemuda menggelengkan kepalanya. Kemudian direktur ini bertanya dimana ia dan ibunya tinggal serta apa pekerjaannya, dan si pemuda menjawab bahwa ia dan ibunya tinggal dipinggiran kota serta ibunya bekerja sebagai buruh cuci pakaian. Tak lama setelah itu si direktur mengulurkan tangannya untuk melihat kondisi kedua tangan pemuda ini.

“Apakah kamu pernah membantu ibumu mencuci?”

“Tidak, ibu selalu ingin saya belajar dan membaca banyak buku pelajaran. Kemampuan mencucinya lebih hebat daripada saya.” Jawab si pemuda.

Sang direktur pun mengatakan sebuah permintaan kepada si pemuda ketika ia pulang dari tempat itu. Ia meminta untuk membersihkan dan mengelap tangan ibunya. Merasa peluang bagus di depan mata, pemuda ini pun melakukan apa yang diminta sang direktur kepadanya. Sesampainya dirumah sang ibu terheran-heran dengan apa yang dilakukan anaknya, tapi biarpun begitu ia senang dan merasa terharu dengan sikap yang dilakukan oleh puteranya.

Dan saat si pemuda ini membersihkan tangan ibunya, saat itu ia menyadari ada begitu banyak luka di tangan sang ibu serta memar-memar kebiruan. Si pemuda begitu tersentuh hatinya dan menyadari bahwa selama ini perjuangan ibunya benar-benar keras untuk mendapatkan uang dan menyekolahkannya hingga lulus di tingkat universitas dengan nilai yang sangat baik.

Keesokan harinya si pemuda datang kembali dan menemui sang direktur. Ketika mereka saling berhadapan, si pemuda tidak mampu menahan air matanya karena ia masih teringat akan kedua tangan ibunya. Mereka terdiam sejenak dan setelah itu sang direktur mengajukan pertanyaan kepadanya.

“Bisakah kamu mengatakan apa yang saat ini sedang kamu rasakan?”

Si pemuda ini menjawab, “Saya telah melakukan apa yang Direktur suruh kepada saya kemarin, dan saya menyadari betapa kerasnya perjuangan ibu untuk sata selama ini. Saya merasa beruntung mempunyai ibu seperti ibu saya dan saya mendapat sebuah pelajaran hidup yang baru. Saya menghargai semua yang telah ibu saya lakukan untuk saya”

Tanpa basa-basi, sang direktur langsung menerima pemuda ini bekerja  di perusahaan yang dikelolanya lalu menjabat dengan kuat tangan si pemuda. “Orang seperti inilah yang sedang saya cari. Saya mencari seseorang yang dapat menghargai segala sesuatu dan bantuan orang lain, yang mengerti penderitaan orang lain dan tidak menjadikan uang sebagai tujuan utamanya.”

Setelah proses interview tersebut, si pemuda diterima bekerja dan menjalani pekerjaannya dengan sangat baik. Jenjang kariernya berkembang hingga ia dikenal sebagai seorang manajer yang baik.

Dalam dunia kerja kita tidak hanya dituntut untuk menyelesaikan setiap tugas dengan baik, tapi kita juga harus bisa menghargai pekerjaan orang lain. Bekerja dengan hati yang tulus dan tidak mejadikan uang sebagai prioritas utama kita dalam hidup ini. Pelajaran lainnya yang kita dapat adalah kasih sayang seorang ibu yang tulus untuk anaknya. Dan sebagai anak, sudah sepatutnya kita menghargai semua jerih payah beliau dengan penuh rasa hormat. Kalau pemuda tersebut bisa, kita pun juga harus bisa!

foto: cnn.com

(asa/rut)

Favorit

Related Posts

Klik suka sekarang