Gemintang.com – Beberapa bulan yang lalu saya ditawari untuk menonton film Batman. Saya pribadi kurang suka dengan film sejenis ini, tapi semuanya sirna saat saya selesai menonton bagian akhir dari trilogi Batman, The Dark Night Rises. Saya pun mulai mencari tahu siapa sutradara film ini. Selama pencarian itu juga, saya menemukan sisi lain dari sang sutradara, Christopher Nolan.
Christopher Nolan adalah seorang sutradara, penulis naskah, dan produser berkebangsaan ganda Inggris dan Amerika. Nolan dilahirkan di London pada tanggal 30 Juli 1970. Sewaktu kecil, Nolan banyak menghabiskan waktunya di London dan Chicago.
Ternyata bakatnya dalam menyutradarai sudah terlihat sejak kecil. Ketika usianya tujuh tahun, dia membuat film menggunakan kamera ayahnya dan mainan action figure-nya. Begitu juga ketika di Chicago, dia membuat beberapa film pendek .
Nolan pun semakin mengasah bakatnya dengan berkuliah di UCL (University College London). Setelah lulus kuliah dia pindah ke Los Angeles dan bekerja sebagai tenaga lepas penulisan naskah. Lalu pada tahun 1997, Nolan menikahi Emma Thomas, pacar sekaligus rekan sesama produser hingga saat ini. Keduanya dianugerahi dengan empat orang anak.
Sebelum terjun dalam trilogi Batman, beberapa film telah dihasilkannya. Meskipun film yang disutradarai, diproduseri atau bahkan terlibat langsung dalam penulisan naskahnya belum mencapai sepuluh, tapi keahliannya dalam menggarap film tidak diragukan.
Nolan terkenal dengan filmnya yang memiliki alur nonlinear dan flashback. Film pertamanya berjudul Following (1998), lalu diikuti oleh Memento (2000), Insomnia (2002), Batman Begins (2005), The Prestige (2006), The Dark Night (2008), Inception (2010), The Dark Night Rises (2012), dan kabarnya film Superman “Man of Steel” pun akan digarap olehnya.
Dari beberapa judul film yang telah berhasil dia buat, bisa dilihat sisi unik dari Nolan. Betapa dia tidak mau memberikan secara gamblang bagaimana sebuah film itu disajikan. Nolan membiarkan penonton untuk secara tidak sadar terlibat dalam film yang dibuatnya. Sisi unik lain dari Nolan adalah kemantapannya untuk tidak membuat film tiga dimensi.
Menurutnya secara teknologi, 3D memang menarik tetapi karena 3D membuat gambar di layar menjadi lebih redup maka dia memilih untuk tidak menggunakannya. Menurut Nolan, IMAX jauh lebih baik karena IMAX adalah format terbaik dalam menampilkan hasil karyanya.
Sisi unik lainnya dari Nolan adalah keengganannya memakai telepon genggam dan memiliki surat elektronik atau email. Menurutnya keberadaan handphone bisa mengganggu konsentrasi dan menghabiskan waktunya. Kalau memang ada yang ingin menghubunginya, hubungi saja orang-orang yang bekerja di sekitarnya karena mereka selalu membawa telepon genggamnya.
Sedangkan alasan untuk tidak memiliki email adalah karena dia jarang mengecek kotak masuknya. Dulu dia pernah memiliki sebuah email tapi tak lama kemudian dia menghapus emailnya karena banyak pesan penting yang diterima tapi tidak sempat dibalas karena Nolan jarang mengeceknya. Bener-bener unik, bukan?
Dalam menyutradarai film-filmnya pun, Nolan tidak bisa lepas dari kemeja dan jasnya. Alasan yang melatarbelakangi dia memakai setelan seperti itu karena dulu dia bersekolah di asrama yang mengharuskannya memakai seragam. Tidak hanya itu, Nolan pun menambahkan kalau dia terbiasa bekerja dengan memakai kantong-kantong yang ada di jasnya.
Nolan benar-benar membuat saya terkagum dengan karyanya tapi kepribadiannya yang unik pun tidak kalah membuat saya kagum.
foto: redcarpetnewstv.com
(Lydia)
