Gemintang.com – Alkisah pada suatu hari, sekelompok kodok sedang bertamasya ke taman. Namun di tengah perjalanan, ada dua kodok yang jatuh ke parit yang cukup dalam –untuk ukuran kodok. Setelah menyadari kedua teman mereka terjatuh, kodok-kodok yang lain mengelilingi parit itu.
Kedua kodok yang terjatuh ke dalam parit, mulai melompat-lompat berusaha untuk keluar dari parit. Namun, bukannya menyemangati, kodok-kodok lainnya malah meneriaki mereka, “Sudah percuma! Paritnya terlalu dalam. Kalian tidak akan berhasil. Kalian akan mati di sana!”
Kedua kodok itu terus mencoba melompat keluar dari parit. Namun setelah usaha yang terus-menerus dan mendengarkan perkataan dari teman-temannya, salah satu kodok pun menyerah. Ketika ia melompat untuk terakhir kalinya, ia terantuk, jatuh, dan mati. Hal yang berbeda terjadi dengan kodok yang lain yang terus-menerus melompat sampai akhirnya ia berhasil keluar dari parit itu.
Setelah ia berhasil keluar dari parit, dengan kelelahan ia menghampiri teman-temannya yang masih meneriakinya. Mereka bertanya kepada kodok yang berhasil itu, “Memangnya kamu tidak dengar perkataan kami?”
Dengan bingung, si kodok membalas, “Hah? Apa? Kalian bilang apa?”
“Memangnya kamu tidak dengar apa yang kami katakan? Kamu tidak mungkin berhasil. Kamu akan mati di sana?”
Dengan malu, si kodok menjawab, “Wah, maaf saya sedikit tuli. Saya kira kalian tadi menyemangati kami untuk melompat naik.”
Dari kisah ini kita dapat melihat ada kekuatan dalam tiap perkataan. Tidak jarang bila orang yang sering dihina, dikata-katai, atau diberi cap negatif, pada akhirnya berakhir sesuai dengan apa yang dikatakan orang-orang.
Oleh karena itu, perkataan yang kita ucapkan untuk orang lain haruslah kita perhatikan baik-baik. Jangan sampai kita menghina, memberi label jelek, menyudutkan atau menjelek-jelekan orang lain. Tapi, usahakan kita selalu mengucapkan perkataan positif yang membangun, menghibur, dan meneguhkan orang-orang di sekitar kita.
Ingat, perkataan yang kita ucapkan sedikit-tidaknya akan berpengaruh terhadap orang yang mendengar ucapan kita tersebut. Jauhi perkataan yang sia-sia. Jangan jadikan perkataanmu sebagai pedang yang dapat menikam orang lain. Melainkan, jadikanlah perkataan sebagai alat untuk mengasihi satu dengan yang lainnya.
foto: noticias.es.msn.com
(ldy/rut)