Dedikasi Seorang Istri

Gemintang.com – Ada seorang suami yang mengeluh tiada henti tiap harinya karena sang istri yang hanya menghabiskan waktu di rumah. Suaminya mengeluh kenapa hanya dia saja yang harus mencari nafkah untuk keluarga sementara istri bisa dengan tenangnya di rumah. Dan pada suatu hari, suami tersebut menceritakan keluhannya itu pada sahabatnya di kantor. Keduanya pun terlibat dalam percakapan yang cukup lama.

Sahabatnya menanyakan beberapa hal seperti siapa yang bertanggung jawab menyiapkan sarapan, siapa yang bertanggung jawab menyiapkan perlengkapan anak-anak sebelum sekolah dan mengantarkannya, siapa yang bertanggung jawab membereskan pekerjaan rumah tangga yang tiap harinya tidak ada habisnya, dan siapa yang bertanggung jawab atas apapun yang terjadi di rumah terutama ketika anak-anak bermasalah.

Sang suami akhirnya hanya bisa terdiam dan merenung akan keluhannya. Dia tersadar kalau jawaban dari setiap pertanyaan sahabatnya berujung pada istrinya. Dan ternyata pemahamannya selama ini salah. Ia menganggap bahwa istri yang hanya di rumah dan mengurus rumah tangga mempunyai beban yang sedikit ketimbang suami yang bekerja. Padahal, istrinya mempunyai tanggung jawab penuh pada anak-anaknya ketika dia pergi bekerja.

Dan juga pemahamannya akan  seorang ibu rumah tangga yang bekerja di luar itu merupakan sosok ibu yang hebat ternyata juga salah. Justru kini banyak ibu rumah tangga yang bekerja di luar rumah yang waktunya tersita dan anak-anaknya terlantar. Kini, setelah berdiskusi dengan sahabatnya ia sadar bahwa istrinya telah menjadi sosok ibu yang berdedikasi pada suami, anak, dan keluarganya.

Meskipun pekerjaan ibu rumah tangga dianggap tidak “keren” bagi sebagian orang, tapi dedikasi dan tanggung jawab seorang istri mengalahkan segala jenis pekerjaan yang ada. Perlu diingat bahwa keberhasilan kita di luar keluarga semuanya berawal dari keluarga. Oleh karena itu, para suami perlu menghargai para istrinya karena tanpa pengorbanan mereka para suami tidak bisa berkarya di luar rumah dan melaksanakan kewajibannya sebagai kepala rumah tangga.

Dan sudah sepantasnya suami dan istri saling mendukung profesi masing-masing agar tercipta rumah tangga yang harmonis serta contoh yang baik kepada anak-anak. Satu hal yang terpenting, kisah di atas mengajarkan kita untuk tidak mengkotak-kotakkan pekerjaan dengan embel-embel gelar.

foto: telegraph.co.uk

(ldy/rut)

Favorit

Related Posts

Klik suka sekarang