Membeli Waktu

Gemintang.com – Diceritakan seorang  pemuda yang hidup bersama ibunya, tengah jatuh sakit. Sang ibu berkata bahwa anaknya tidak usah pergi bekerja dan sebaiknya istirahat di rumah saja. Namun ibunya yang justru saat itu diharuskan bekerja, bertanya kepada anaknya.

Ibu : “Nak, sepertinya kamu mulai membaik. Bisakah Ibu pergi bekerja dan kembali tengah hari nanti? Ada seseorang yang harus Ibu obati juga saat ini.”

Pekerjaan ibu ini adalah seorang juru rawat dengan keahlian bukan dari pendidikan formal, melainkan pengalaman. Namun tak sedikit pasien yang memintanya sebagai dokter panggilan mereka.

Anak : “Ibu, tetaplah di sini sampai aku benar-benar sembuh. Walaupun hanya demam, aku benar-benar merasa tidak baik. Aku akan memberi Ibu Rp 100.000 jika mau merawatku hari ini.”

Si anak ini adalah seorang pegawai sipil yang selalu sibuk dengan pekerjaannya. Namun setiap kali sakit, ia hanya ingin dirawat oleh ibunya dan selalu menolak rujukan dari dokter untuk dirawat di rumah sakit oleh juru rawat medis yang ditunjuk instansinya.

Ibu : “Baiklah.”

Sebenarnya, bukan karena alasan uang tersebut sang ibu tetap mau menemani sang anak, namun sebagai orangtua, hatinya tak pernah rela meninggalkan sang anak yang tengah sakit walau puluhan hal bisa saja menjadi alasan. Hingga suatu hari, ibu mengirim pesan ke anaknya yang saat itu tengah sibuk dengan segudang pekerjaan.

Ibu : “Nak, bisakah kamu pulang tengah hari ini? Ibu sedang sakit.”

Anak : “Maaf Bu, jam 2 siang nanti aku harus menerima tamu dan ini adalah tugas penting.”

Ibu : “Ya sudah, jangan pulang malam-malam, ya”

Namun apa daya, setelah pertemuan dengan tamu penting itu, si anak justru kembali menyelesaikan pekerjaan sampai larut malam. Ia optimis bahwa proyeknya kali ini akan menghasilkan untung besar. Ia bisa naik jabatan dan gajinya sudah tentu akan lebih dari sekarang. Saat ia sampai di rumah, ia menemukan sebuah kertas kecil hasil tulis tangan ibunya siang tadi.

“Nak, ini adalah uang yang telah Ibu kumpulkan selama bekerja, ditambah nominal yang tidak seberapa yang Ibu simpan dalam amplop berbeda. Dan itu adalah uang yang kamu berikan setiap kali kamu sakit. Ibu tidak menggunakannya karena Ibu khawatir bila tiba saatnya Ibu sakit, Ibu lah yang tidak bisa membayarmu lebih dari gajimu dalam sehari. Namun jika nominal ini dirasa cukup, bisakah kamu merawat Ibu hanya untuk hari ini?”

“Waktu lebih berharga daripada uang. Kamu bisa mendapatkan lebih banyak uang, tetapi kamu tidak bisa mendapatkan lebih banyak waktu”. – Jim Rohn.

(mir/rut)

Favorit

Related Posts

Klik suka sekarang