Menyikapi Perbedaan Dalam Berteman

Foto by guardian.co.uk

Foto by guardian.co.uk

Gemintang.com – Berbeda-beda tetapi tetap satu jua, itulah semboyan negara kita, Indonesia. Bukan hanya berlaku untuk hubungan internasional antar negara, tapi semboyan ini pun layak disandangkan dalam prinsip hubungan pertemanan di hidup keseharian kita. Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia memiliki lima kepulauan besar yang didalamnya terdapat keberagaman suku, agama, ras dan budaya yang berbeda. Betapa indahnya sebuah pertemanan bila bisa dijalin diatas semua perbedaan itu. Dan nyatanya memang bisa, kok. Berikut tipsnya untuk sobat Gemintang.

  • Saya putih, kamu hitam, no problem!

Masih saja membedakan teman dari warna kulit? Hei, negara Indonesia terkenal dengan ramah tamahnya. Sikap seperti itu sudah seharusnya tidak ada. Keberagaman justru menjadi ciri bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya. Positifnya, punya teman yang beda warna kulit justru membuat kita menjadi tidak bosan. Bila dibandingkan dengan hanya berteman sesama warna kulit, bukankah lebih membosankan?

  • Perbedaan pendapat itu biasa

Dalam berteman, hal seperti ini wajar. Perbedaan pendapat yang seringkali menimbulkan pertengkaran, sebenarnya adalah lumrah untuk dihadapi setiap orang. Tetapi pertengkaran bukanlah hal yang seharusnya menimbulkan perpecahan atau konflik berkepanjangan. Sesama teman, ada baiknya bila kita lebih lapang dalam menerima setiap perbedaan. Sila ketiga dalam pancasila adalah Persatuan Indonesia. Tapi bagaimana bisa bersatu bila kelompok kecilnya saja sudah tak lagi saling memelihara.

  • Kenali budayanya

Berbicara dengan orang tidak sebudaya, terkadang memang sedikit membingungkan saat kita tidak tahu topik apa yang akan dibicarakan. Oleh karenanya, mengenali budaya luar tidaklah harus, tapi penting! Penting saat kita diharuskan berteman dengan orang yang tidak sebudaya dengan kita. Luangkan waktu untuk mempelajari sedikit tentang kebudayaan pulau Lombok. Mengapa sedikit? Karena saat kamu tahu bahwa dia (temanmu) berasal dari kepulauan yang sama, kamu bisa bertanya banyak hal dari yang tidak kamu ketahui sebelumnya. Tapi selangi juga dengan pengetahuan yang telah kamu miliki sebelumnya. Biasanya, seseorang akan merasa senang saat ada satu atau dua hal yang orang lain tahu tentang dirinya. Dan setelah itu, dia akan mulai memberikan respon yang baik dengan mencoba mengenali kebudayaanmu.

  • ‘Welcome’

Ungkapan ‘selamat datang’ adalah arti bahwa kamu menerimanya dengan baik dan akan memperlakukannya dengan baik juga. Moralitas dapat mengajarkan kita bagaimana berteman dengan orang berdasarkan kepribadiannya, bukan budaya ataupun bangsa yang dimilikinya. Selama perbedaan itu dihapuskan, maka berteman dengan siapapun bukan lagi menjadi hambatan.

  • Hilangkan asumsi

Sepertinya hanya kita yang walau berkulit hitam, tetap manis dipandang. Sedangkan orang di pulau seberang, melihat struktur tubuh dan mimik mukanya saja sudah bikin ketakutan. Hei sobat, apakah kebaikan dan keburukan seseorang bisa dipandang hanya berdasarkan dari apa yang kita lihat? Hilangkan asumsi seperti itu kepada seseorang yang notabene tidak sebudaya dengan kita. Jangan terlalu cepat berasumsi karena penampilan terkadang bisa menutupi keaslian dari siapa dan seperti apa orang itu sebenarnya. Milikilah rasa pengertian antar sesama. Dengan begitu, menyikapi perbedaan dalam berteman adalah perkara mudah.

(Mira)

Favorit

Related Posts

Klik suka sekarang