Saling Membutuhkan

Gemintang.com – Malam ini seorang bocah yang duduk di kelas satu SD sedang menyelesaikan tugas menggambarnya. Dalam tugasnya itu ia menggambar angka-angka dari bilangan nol hingga sembilan di atas sebuah buku gambar.

Ketika hari sudah gelap dan tugas telah selesai dikerjakan, ia pun pergi tidur tanpa menutup buku gambarnya. Ketika lampu kamar dimatikan dan ia mulai terlelap, rupanya angka-angka tersebut hidup!

Angka satu berkata kepada angka nol, “Hei Nol, kamu tidak lebih besar dari aku. Kamu tidak ada apa-apanya tanpaku. Kamu tidak berharga, kamu yang paling rendah!” ucap si angka satu dengan sombong.

Angka dua yang berdiri di sampingnya tak terima dengan pernyataan si angka satu. “Kau juga tidak lebih besar dariku. Angka satu juga sama tak berharganya dengan angka nol!” Angka dua tertawa puas.

“Apa-apaan kalian ini, kau tau kan angka tiga itu sangat istimewa?! Aku mempunyai titik sudut yang sama dengan namaku. Sudut pertama ada di atas, kedua di tengah, dan yang ketiga di bawah. Lihat, betapa spesialnya aku!”.

Obrolan tersebut terus merembet hingga ke angka sembilan. Masing-masing angka menyombongkan kelebihannya, kecuali angka nol. Ia hanya diam saat teman-temannya memamerkan kebesaran dari angka-angkanya.

Angka lima menyahuti perkataan angka empat dan berkata, “tanpaku, kau juga sama tak berartinya. Akulah yang paling terpenting, angka sentral dari segala angka yang berjejer. Jika aku tak diciptakan dan digambarkan, maka posisi ini tidak akan terlihat lengkap. Akulah yang paling spesial!”

Angka Sembilan kemudian menyelidik angka-angka lain dengan wajah sombongnya. “Akulah angka yang paling agung! Di dunia ini angka sembilan diciptakan sebagai angka paling besar. Kalian boleh berdebat tapi angka terbesar tetaplah aku!”

“DIAM SEMUA!!!” Teriak si angka nol tiba-tiba. Sembilan angka lainnya berjejer kaget dan terdiam karena teriakan si angka nol.

“Kalian angkuh dan sombong! Kalian memang punya kelebihan, tapi tanpa aku, si angka nol ini, nilai kalian tidak akan berarti apa-apa. Angka satu dengan nol bisa menjadi sepuluh dan angka sepuluh lebih bernilai dari angka sembilan. Agar diri kalian bisa bernilai tinggi, kalian membutuhkan aku dan aku pun membutuhkan kalian. Untuk apa kita beradu argumen dan bertengkar jika sesungguhnya kita saling membutuhkan?”

Begitulah obrolan angka nol hingga sembilan berakhir. Saat matahari pagi mulai naik, si bocah itu terbangun dan menghampiri meja belajarnya. Senyum kepuasan terpancar dari wajahnya saat melihat buku gambar yang ia pegang.

foto: myartandjoy.com

(mir/rut)

Favorit

Related Posts

Klik suka sekarang