Gemintang.com – Menjadi pemimpin sebuah negara tidaklah mudah. Banyak tanggung jawab yang harus dipikul. Profil presiden yang akan kita bahas kali ini dan seperti yang bisa dilihat pada judul adalah presiden Korea Selatan. Lee Myeong Bak yang dilahirkan pada 19 Desember 1946 di Osaka, Jepang adalah anak kelima dari tujuh bersaudara.
Sebelum sukses menjadi seorang presiden, banyak pelajaran hidup yang pernah dilaluinya. Lee Myeong Bak dilahirkan di Osaka karena pekerjaan orang tuanya sebagai buruh tani di Jepang. Setelah perang dunia ke-2, dia kembali ke kampung halaman ayahnya di Pohang, Korea dan membantu keluarganya menjadi pengasong makanan murah dan es krim. Sejak kecil dia hanya sarapan dan makan malam dengan ampas gandum yang didapat dari penyulingan minuman keras. Untuk makan siang, karena keterbatasan materi, dia hanya minum air.
Beliau memang tidak dilahirkan di keluarga kaya tapi semangat belajarnya tidak hilang. Dia berusaha dengan keras supaya mendapat beasiswa minimal bisa menyelesaikan pendidikan sampai SMA. Ingin mengubah nasib, orang tua Lee pindah ke Seoul. Orang tuanya bekerja menjual sayur di jalanan dan Lee pun mencoba untuk lepas lalu mencari pekerjaan sendiri. Saat itu dia bekerja sebagai buruh bangunan.
Setelah lulus SMA, Lee berhasil melanjutkan pendidikannya ke Korea University karena prestasinya yang bagus. Untuk bisa membiayai kuliahnya, Lee bekerja sebagai tukang sapu jalanan. Saat kuliah, Lee aktif di kemahasiswaan dan akhirnya mengenal dunia politik. Lee pun terpilih menjadi anggota dewan mahasiswa. Tapi keterlibatannya dalam aksi demo anti pemerintah membuatnya mendapat hukuman penjara percobaan pada tahun 1964. Karena aksinya itu pula, Lee hampir dibuat tidak bisa bergabung jadi pegawai Hyundai Group. Pihak Hyundai khawatir akan tindakan yang akan diambil oleh pemerintah jika mereka menerima Lee. Akhirnya Lee pun membuat sebuah surat meminta agar pemerintah tidak menghancurkan masa depannya dengan bahasa memelas ke kantor kepresidenan. Sekretaris presiden yang membacanya merasa tersentuh dan akhirnya meminta Hyundai untuk menerima Lee.
Melalui Hyundai, Lee menunjukkan bakatnya. Setelah tiga puluh tahun mengabdi di Hyundai, pada tahun 1992 beliau masuk ranah politik dengan menjadi anggota dewan. Lalu pada tahun 2012, beliau terpilih sebagai wali kota Seoul dan akhirnya berhasil menjadi orang nomor satu di Korea Selatan pada tahun 2008.
Selama menjadi presiden, banyak kebijakan yang dihasilkan diberbagai bidang salah satunya di bidang pendidikan. Beliau ingin rakyatnya terutama pelajar makin fasih berbahasa Inggris dengan memberlakukan pemakaian bahasa Inggris saat pelajaran bahasa Inggris di sekolah menengah pertama dan atas.
Jalan hidup setiap orang memang berbeda, siapa yang menyangka kehidupan Lee sebelum menjadi presiden tidaklah seindah yang dimilikinya sekarang. Meskipun begitu ada pelajaran yang bisa kita petik yaitu ketika kita berusaha dan ada campur tangan Tuhan di dalamnya maka semua tidak ada yang mustahil.
(Lydia)