Gemintang.com – Seorang wanita yang sudah menikah dan memiliki anak sering diperhadapkan pada pilihan yang sulit: karier atau keluarga. Biaya hidup yang makin hari makin naik tak jarang membuat mereka memutuskan untuk bekerja sambil mengurus rumah tangga.
Namun, kedua hal ini seringkali bertentangan dan menjadi pemicu masalah. Berhasil dalam karier tanpa melupakan keluarga, bagaimana caranya? Coba baca dulu yang satu ini, Sobat?
Keluarga itu prioritas
Ketika kamu mengetahui hal apa yang terpenting dalam hidupmu, tentunya kamu akan menjadikannya sebagai prioritas, jadi pola pikir “family is everything” harus terpatri dalam benakmu terlebih dahulu. Meskipun kondisi finansial keluarga menuntutmu untuk turut bekerja, kamu harus paham bahwa keluarga adalah penopang kehidupan yang solid.
Disiplin waktu
Buat jadwal selama 24 jam dalam sehari mengenai apa saja yang akan kamu lakukan. Jika kamu bekerja dari pagi hingga sore hari, maka malam hari adalah waktumu berkumpul bersama keluarga. Hindari pekerjaan lembur dan taati agenda yang telah dibuat.
Bedakan antara PR dan PK
PR (pekerjaan rumah) dan PK (pekerjaan kantor), keduanya tentu berbeda. Jangan sesekali membawa pekerjaan rumah ke kantor dan juga sebaliknya. Usahakan dengan waktu yang kamu miliki, PR dan PK bisa kamu kerjakan dengan baik di tempatnya. Hal ini pun akan membuatmu lebih fokus terhadap pekerjaan tersebut. Lakukan pekerjaan rumah di rumah dan pekerjaan kantor di kantor.
Godaan naiknya jabatan
Kinerja kerja kamu rupanya sangat dihargai oleh atasan. Kamu pun tergoda dengan iming-iming jabatan yang lebih tinggi dan gaji yang lebih memuaskan. Sebelum termakan dengan iming-iming tersebut, yang harus kamu pikirkan adalah jabatan tinggi makan tanggung jawab pun akan semakin tinggi.
Memang, selagi kamu merasa mampu kamu berhak menerima jabatan tersebut. Tapi apakah waktumu bersama keluarga akan tetap sama seperti sebelumnya?
Memiliki asisten rumah tangga
Sudah seharian bekerja, masih saja disibukkan dengan pekerjaan rumah yang segudang. Tentu saja hal seperti ini sering merusakĀ mood. Terlebih jika anakmu yang masih balita itu hobi membuat seisi rumah berantakan. Wah, terbayang sudah bagaimana kamu harus merapikan semua itu.
Oleh karenanya, memiliki asisten rumah tangga tentu bisa sedikit membantu kamu. Selain menghemat tenaga, kamu pun telah membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain dan kamu bisa lebih fokus pada keluarga dibanding urusan-urusan di dapur.
Saling membantu
Menjaga anak bukan hanya pekerjaan seorang ibu, tapi juga ayah. Karena itu, kamu dan suamimu harus saling terlibat dalam hal mengasuh anak. Kalau perlu buat jadwal seadil mungkin agar urusan rumah dan pekerjaan tidak berantakan.
Saling mendukung
Pilihanmu untuk tetap bekerja sambil mengurus rumah tangga haruslah mendapat dukungan penuh dari pihak suami. Sebab jika tidak, tentu kamu akan menemui banyak kendala di waktu yang akan datang. Jika kamu sudah mantap untuk memilih kedua hal ini, mintalah suami dan orang-orang terdekatmu untuk mendukung keputusanmu dan begitupun sebaliknya.
foto: arkarthick.com
(mir/sil)