Mulailah untuk Memberi

Gemintang.com – Suatu hari, seorang anak kecil pergi bersama ayahnya ke sebuah gunung. Sesampainya di sana, si anak berkata: Ayah, kau tahu, aku begitu senang ketika Ayah berkata bahwa kita akan melihat awan dari dekat. Aku tidak bisa tidur menunggu datangnya hari ini. Sang ayah pun  menjawab: Kalau begitu, jangan sia-siakan perjalananmu karena banyak hal yang akan kau dapatkan, Nak.

Setibanya di sana, si anak kembali berkata: Ayah, inikah yang kau sebut gunung? Teman-temanku selalu melukis ini pada saat pelajaran seni. Tapi aku tidak tahu kalau ini bahkan lebih indah dari yang aku bayangkan setelah melihat lukisan mereka.

Saking senangnya berceloteh, si anak tidak menyadari bahwa ada jalan licin di depannya. Ia pun tergelincir dan menjerit. Betapa kagetnya dia, ketika mendengar suara di balik gunung. Dengan segala perasaan takut, ia pun kembali berteriak, “Hey, siapa kau!”

Saat ia mendengar suara itu lagi, semakin besarlah rasa takutnya dan ia merasa dipermainkan. Dengan rasa marah ia kembali berteriak, “Kau pengecut, kau berani padaku!”

Tapi sekali lagi, terdengar suara balasan dari balik gunung. Penasaran dengan apa yang terjadi, si anak pun bertanya kepada ayahnya.

“Ayah, apa yang terjadi? Siapa yang menirukan ucapanku tadi? Mengapa aku tidak melihatnya?”

Sang ayah pun tersenyum dan lalu berteriak sekuat tenaga, “aku mengagumimuuu…” dan terdengar suara balasan. Lalu sang ayah pun kembali berteriak, “Kau hebat!! Kaulah sang juara!”

“Nah, mari kita pulang.”ucap sang ayah yang kemudian menuntun anaknya menuruni gunung.

“Kau tahu, ada hal yang hanya bisa dilihat oleh hatimu, bukan pancaindera ataupun kata-kata, yaitu CINTA.”

Si anak pun semakin dibuat bingung. Ia lalu menghentikan langkahnya dan berkata, “Ayah, jelaskan padaku”. Kemudian sang ayah pun menjelaskannya.

“Nak, suara yang kamu dengarkan tadi, orang-orang menyebutnya gema. Apa yang kamu ucapkan, dia akan berkata sama seperti apa kamu katakan. Jika kamu berkata bodoh, maka dia pun akan berkata bahwa kamu bodoh. Tapi sesungguhnya, ada makna lain di balik itu. Ia akan mengembalikannya pada kita apa saja yang telah kita katakan.”

“Bila kamu ingin mendapatkan ketulusan dan kasih sayang dari orang-orang disekitarmu, maka berikanlah selalu ketulusan dan kasih sayangmu pada mereka, dan mereka akan mengembalikannya. Bila kamu inginkan kebaikan, maka berbuat baiklah dan mereka akan mengembalikannya. Namun bila kamu tidak inginkan keburukan, jangan pernah sekalipun melakukan hal yang buruk kepada mereka, karena mereka akan mengembalikannya.”

Lanjut sang ayah, “Jadi, apapun yang kamu lakukan saat ini, itulah cerminanmu di masa depan. Bukankah sia-sia jika kamu tidak bisa lebih baik dari sebelumnya? Karena kita tidak tahu, kapan kehidupan ini akan berakhir. Gunakanlah hatimu untuk selalu menjadi petunjuk kemana kamu harus melangkah dan bagaimana kamu harus berbuat. Kenapa? karena pikiran sering kali menyesatkanmu pada saat ia berkuasa.

foto: allgrandcanyon.com

(mir/sil)

Favorit

Related Posts

Klik suka sekarang