Gemintang.com – Ketika mengatakan “tidak” saat diberi jobdesc, hati-hati karir Anda taruhannya. Sebagai pimpinan, jelas beliau memiliki wewenang untuk memberikan tugas kepada para karyawannya. Namun karyawan pun tidak selalu bisa mengiyakan tugas yang diberikan pimpinan, bukan? Ada alasan mengapa sebagai karyawan, ia patut menolak tugas yang diberikan oleh pimpinan. Entah karena memang ia tidak bisa atau karena ia tidak mampu, pimpinan haruslah tahu sehingga tugas yang dilimpahkan dapat dijalankan dengan baik. Dan diantara alasan mengapa seseorang layak menolak tugas adalah saat jobdesc tak setara dengan gaji yang diterima.
Katakan bahwa sebagai karyawan, tugas yang seharusnya Anda lakukan sudah berjalan dengan baik, bahkan sangat baik. Namun sebagai pimpinan, ada kalanya hal tersebut justru menjadi peluang untuk menambahkan kembali tugas Anda dari yang telah Anda miliki sebelumnya. Perkembangan yang baik bila hal tersebut setidaknya mempengaruhi jabatan dan atau minimal penghasilan. Namun sayang, penambahan jobdesc nyatanya tak disertai dengan itu. Tugas yang dijalani, hanyalah dinilai sebatas dedikasi terhadap perusahaan tempat Anda bekerja. Lalu, haruskah menuntut hal tersebut dengan cara demo? Tentu tidak. Terlalu berlebihan untuk menuntut hal yang dinilai pribadi dengan cara seperti itu. Namun di sisi lain, ada cara untuk menolak tugas sehingga jobdesc dapat dirasa setara dengan gaji.
- Simpan tugas
Selalu sediakan tugas yang bisa dikerjakan lain kali, artinya tidak dikejar waktu untuk Anda menyelesaikannya, namun harus. Saat pimpinan memberikan tugas yang dirasa berat dikerjakan, Anda bisa memberi alasan bahwa ada pekerjaan lain yang juga harus diselesaikan. Anda bisa menawarinya untuk mungkin bisa dikerjakan, tapi tidak sekarang, bisa nanti, atau besok setelah pekerjaan Anda selesai. Tugas yang dirasa penting bisa jadi dilimpahkan kepada orang lain dan Anda terbebas saat itu. Namun perlu diingat, terlalu sering beralasan pun tidak baik. Untuk itu, boleh lakukan ini tapi hanya untuk sesekali.
- Lugas saat menyampaikan alasan
Pimpinan mungkin suka dengan selera humor yang kerap kali Anda lontarkan, tapi saat penyampaian alasan mengapa Anda menolak tugas yang ia berikan, cobalah untuk tidak membuat itu seakan adalah humor yang biasa Anda ucapkan. Penyampaian yang lugas dan beralasan adalah satu dari kemungkinan diterimanya hal tersebut oleh atasan. Jelaskan bahwa tanpa mengurangi rasa hormat atas wewenangnya, Anda tidak bisa melakukan tugas itu. Selanjutnya, beri waktu kepada pimpinan untuk mengungkapkan juga mengapa ia mempercayakan tugas itu kepada Anda. Dengan begitu, Anda akan tahu motivasi dibalik permintaannya.
- Memberi saran sebagai jalan keluar
Saat Anda menolak tugas, bukan lantas Anda terlepas dari tugas itu sendiri. Anda akan dihargai bila mampu memberi saran sebagai jalan keluar tentang bagaimana tugas itu selanjutnya, apakah dengan mengerjakannya bersama, atau melimpahkannya kepada orang yang bisa lebih baik dari Anda. Bila Anda merasa tak bisa dengan tugas itu, Anda bisa mengatakannya dengan, “Maaf pak, saya tidak bisa melakukannya karena saya sebenarnya kurang paham. Tapi staff di divisi komunikasi pasti bisa, pak.” Atau, “Maaf pak, sepertinya kalau saya mengerjakan itu sendiri akan sangat lama hasilnya. Bolehkah saya mengerjakannya secara tim?” Apapun jenis penolakan yang Anda ungkapkan, akan sangat baik bila Anda ungkapkan pula saran sebagai jalan keluarnya.
Jobdesc tak setara dengan gaji mungkin masalah besar sebelum Anda mengetahui bahwa ilmu lebih berharga daripada uang. Perusahaan mungkin tak bisa memberikan gaji besar sesuai yang Anda inginkan. Tapi ilmu yang Anda dapatkan, bukankah itu merupakan tabungan sehingga Anda menjadi seorang yang berpengalaman?
(mir/rut)